bombou.site – Xiaomi terus mencetak prestasi gemilang di industri otomotif dengan Xiaomi mobil listrik yang berhasil mengirimkan lebih dari 30 ribu unit pada Agustus 2025. Ini menjadi bulan kedua berturut-turut perusahaan asal Tiongkok ini mencapai angka tersebut, menandakan keberhasilan merek baru di pasar mobil listrik. Dengan demikian, artikel ini mengulas Xiaomi mobil listrik, faktor kesuksesan, tantangan, dan rencana ekspansi global ArenaEV.
Pencapaian Xiaomi Mobil Listrik
Pada Agustus 2025, Xiaomi mengirimkan lebih dari 30 ribu unit mobil listrik, menegaskan posisinya sebagai pemain baru yang kompetitif di industri otomotif global [Web:2]. Prestasi ini melanjutkan tren positif dari Juli 2025, menunjukkan pertumbuhan pesat sejak peluncuran model pertama, SU7, pada Maret 2024. Selama kuartal kedua 2025, Xiaomi mencatat pengiriman 81.302 unit, naik 7% dari kuartal sebelumnya dan melonjak 198% dibandingkan periode yang sama pada 2024 [Web:5]. Oleh karena itu, Xiaomi mobil listrik menunjukkan potensi besar di pasar yang didominasi merek seperti Tesla dan BYD.
Kesuksesan SUV YU7
Kesuksesan Xiaomi mobil listrik tak lepas dari peluncuran SUV listrik pertamanya, YU7, pada 26 Juni 2025. Model ini langsung mencuri perhatian dengan 200 ribu pesanan dalam tiga menit pertama dan lebih dari 240 ribu pesanan dalam 18 jam [Web:2]. YU7, dengan harga mulai dari RMB 253.500 hingga 329.900 ($35.530–$46.260), menawarkan arsitektur 800V dan jangkauan hingga 519 mil [Web:2]. Popularitasnya mengungguli model SU7, yang tetap menjadi tulang punggung penjualan sejak debutnya. Dengan demikian, YU7 menjadi katalis utama lonjakan pengiriman Xiaomi Reuters.
Tantangan Produksi dan Solusi
Lonjakan permintaan Xiaomi mobil listrik, terutama YU7, menyebabkan tantangan produksi. Waktu tunggu pengiriman YU7 mencapai 56 pekan, memaksa konsumen menunggu lebih dari setahun [Web:4]. Untuk mengatasi ini, Xiaomi mempercepat ekspansi fasilitas. Pada Juli 2025, perusahaan memulai rekrutmen besar-besaran untuk fase kedua pabrik di Beijing, yang memiliki kapasitas 150 ribu unit per tahun [Web:10]. Selain itu, Xiaomi mengakuisisi lahan baru untuk fase ketiga guna mencapai kapasitas 500 ribu unit pada 2026 [Web:10]. Oleh karena itu, langkah ini menunjukkan komitmen Xiaomi untuk mengejar permintaan pasar.
Pendapatan dan Kerugian Operasi
Divisi Xiaomi mobil listrik mencatat pendapatan 20,6 miliar yuan ($2,87 miliar) pada kuartal kedua 2025, tumbuh 232% dibandingkan tahun sebelumnya [Web:5]. Namun, bisnis ini masih rugi, dengan kerugian operasional menurun menjadi 700 juta yuan pada kuartal keempat 2024 dari 1,5 miliar yuan pada kuartal sebelumnya [Web:21]. Margin kotor meningkat dari 17,1% menjadi 20,4%, menunjukkan efisiensi yang lebih baik [Web:21]. Xiaomi menargetkan keuntungan pada paruh kedua 2025, didukung oleh penjualan YU7 dan SU7 [Web:10]. Dengan demikian, prospek finansial divisi ini semakin cerah.
Rencana Ekspansi Global
Melihat kesuksesan domestik, Xiaomi merencanakan ekspansi global untuk Xiaomi mobil listrik. Presiden Lu Weibing mengumumkan rencana masuk pasar Eropa pada 2027, dengan pusat R&D di Munich sebagai langkah awal [Web:5]. Langkah ini menempatkan Xiaomi bersaing langsung dengan Tesla dan BYD, yang telah mendominasi pasar Eropa. Pada Juni 2025, merek Tiongkok menyumbang 10,6% registrasi mobil listrik di Eropa, menunjukkan peluang besar [Web:24]. Oleh karena itu, ekspansi ini menjadi tonggak strategis bagi ambisi global Xiaomi Bloomberg.
Kesimpulan
Xiaomi mobil listrik mencatatkan prestasi luar biasa dengan pengiriman 30 ribu unit pada Agustus 2025, didorong oleh popularitas YU7 dan SU7. Meski menghadapi tantangan produksi, Xiaomi merespons dengan ekspansi pabrik dan rekrutmen besar-besaran. Pendapatan divisi ini melonjak, dengan kerugian operasional menurun, dan rencana masuk Eropa pada 2027 menunjukkan ambisi global. Dengan demikian, Xiaomi membuktikan diri sebagai kekuatan baru di industri mobil listrik, siap menantang raksasa seperti Tesla dan BYD.