bombou.site – Honda mobil listrik menghadapi tantangan berat di pasar Tiongkok, dengan model S7 dan P7 di bawah sub-merek Ye gagal menarik minat konsumen. Penjualan hanya mencapai 2.900 unit pada kuartal kedua 2025, turun 2% dari periode sebelumnya. Dengan demikian, artikel ini mengulas kegagalan Honda mobil listrik, penyebabnya, dan langkah perbaikan Liputan6.
Kegagalan Honda Mobil Listrik di Tiongkok
Pada April hingga Juni 2025, Honda mobil listrik mencatat penurunan penjualan sebesar 2%, dengan hanya 2.900 unit S7 dan P7 terjual di Tiongkok [Web:0]. Padahal, kedua model ini diharapkan menjadi motor penggerak di era elektrifikasi. Harga S7 bahkan dipangkas US$8.400 (Rp 137 juta) beberapa minggu setelah peluncuran karena permintaan lesu [Web:0]. Situasi ini kontras dengan pasar mobil listrik Tiongkok yang tumbuh 28,1% pada 2025 [Web:13]. Oleh karena itu, Honda tertinggal jauh dari pesaing seperti BYD dan Nissan.
Penyebab Lesunya Penjualan S7 dan P7
Kegagalan Honda mobil listrik S7 dan P7 disebabkan oleh beberapa faktor:
- Kurangnya Teknologi Autopilot: Meski dilengkapi Honda Sensing 360+, kedua model tidak menawarkan teknologi mengemudi bebas tangan, yang sangat diminati konsumen Tiongkok [Web:0].
- Harga Kurang Kompetitif: S7 dibanderol mulai 259.900 yuan (Rp 595 juta), sedangkan P7 mulai 199.900 yuan (Rp 458 juta), lebih mahal dibandingkan model lokal seperti BYD Sealion 7 yang mulai dari 149.800 yuan [Web:7, Web:4].
- Persaingan Ketat: Merek lokal seperti BYD dan NIO mendominasi dengan teknologi canggih dan harga terjangkau [Web:19].
Selain itu, keterlambatan Honda beralih ke elektrifikasi membuat merek ini kalah saing [Web:12]. Dengan demikian, S7 dan P7 gagal memenuhi ekspektasi pasar Carscoops.
Strategi Honda Atasi Krisis
Untuk mengatasi krisis, Honda menerapkan beberapa strategi:
- Kolaborasi Teknologi: Honda bekerja sama dengan Momenta untuk mengembangkan sistem bantuan mengemudi canggih dan dengan DeepSeek untuk integrasi kecerdasan buatan (AI) yang lebih interaktif [Web:0].
- Baterai LFP: Honda beralih ke baterai lithium-iron phosphate (LFP) yang lebih murah untuk menekan biaya produksi dan harga jual [Web:0].
- Pengurangan Produksi ICE: Honda memangkas separuh produksi mesin bensin di Guangdong untuk fokus pada mobil listrik [Web:12].
Langkah ini bertujuan membuat Honda mobil listrik lebih kompetitif. Namun, tantangan tetap besar karena merek lokal telah menguasai 90% pasar EV domestik [Web:13]. Oleh karena itu, keberhasilan strategi ini masih perlu dibuktikan.
Perbandingan dengan Nissan N7
Berbeda dengan Honda mobil listrik, Nissan mencatat kesuksesan dengan model N7, yang meraih 17.000 pesanan dalam sebulan sejak peluncuran pada 2025, dengan pengiriman 10.148 unit pada Agustus [Web:0]. Dibanderol mulai 119.900 yuan (Rp 275 juta), N7 menawarkan harga lebih terjangkau dan fitur canggih seperti autopilot level 2+ [Web:7]. Sementara itu, tidak ada model Honda yang mencapai penjualan 10.000 unit per bulan [Web:0]. Dengan demikian, Nissan menunjukkan pendekatan yang lebih efektif di pasar Tiongkok Reuters.
Masa Depan Honda di Pasar EV
Honda berencana meluncurkan 10 model EV di Tiongkok pada 2027, dengan target 100% penjualan EV pada 2035 [Web:10]. Perusahaan juga memperkuat kerja sama dengan GAC dan Dongfeng untuk produksi lokal, seperti P7 oleh GAC dan S7 oleh Dongfeng [Web:2]. Namun, persaingan dengan merek lokal seperti BYD, yang menguasai 30% pasar EV Tiongkok, tetap menjadi hambatan [Web:19]. Selain itu, Honda perlu meningkatkan inovasi teknologi dan menyesuaikan harga untuk menarik konsumen. Oleh karena itu, masa depan Honda mobil listrik di Tiongkok bergantung pada keberhasilan strategi ini.
Kesimpulan
Honda mobil listrik S7 dan P7 gagal bersaing di Tiongkok karena kurangnya teknologi autopilot, harga tinggi, dan persaingan ketat dari merek lokal. Penjualan hanya mencapai 2.900 unit pada kuartal kedua 2025, jauh tertinggal dari Nissan N7 yang sukses dengan 17.000 pesanan. Honda berupaya bangkit dengan kolaborasi teknologi dan baterai LFP, tetapi tantangan tetap besar. Dengan demikian, Honda harus berinovasi lebih cepat untuk merebut pangsa pasar EV Tiongkok yang kompetitif.