Setelah berakhirnya musim Formula 1 2025, rumor mengenai masa depan beberapa tokoh kunci di sirkuit balap semakin panas. Salah satu nama yang mencuri perhatian adalah Christian Horner, mantan direktur tim Red Bull, yang sedang dikaitkan dengan kemungkinan bergabung dengan tim Alpine menjelang musim 2026. Isu ini semakin mengemuka seiring dengan elemen-elemen baru yang akan diperkenalkan dalam dunia F1, termasuk aturan dan struktur tim yang diperbaharui.
Langkah Awal Berpisah dari Red Bull
Christian Horner mengambil langkah besar saat memutuskan meninggalkan Red Bull di pertengahan 2025, tepatnya usai Grand Prix Inggris. Keputusan ini memicu spekulasi tentang kemana arah kariernya selanjutnya, dengan berbagai tim seperti Ferrari dan Cadillac menjadi sorotan. Namun, sejauh ini belum ada negosiasi resmi yang terwujud, menambah ketegangan dan ekspektasi di kalangan penggemar F1.
Peluang di Tim Alpine
Desas-desus menyebutkan bahwa Alpine menjadi destinasi yang sangat mungkin bagi Horner. Menurut laporan dari ESPN, hubungan baik antara Horner dan Flavio Briatore, seorang tokoh berpengaruh di Alpine, dapat menguntungkan kemungkinan kolaborasi ini. Namun, perlu dicatat bahwa Horner tidak akan kembali sebagai direktur tim, melainkan sebagai investor, yang membuka prospek menarik bagi kedua belah pihak.
Investasi dan Pengembangan Tim
Sumber tersebut juga mengindikasikan bahwa Horner berencana untuk membeli 24% saham yang saat ini dimiliki oleh Otro Capital, yang membeli saham dari grup Renault. Perkiraannya, transaksi ini dapat berlangsung dalam hitungan hari ke depan, dengan nilai jual diperkirakan mencapai 350 juta euro. Jika semua berjalan lancar, Horner dapat memiliki posisi strategis yang signifikan dalam pengambilan keputusan di tim Alpine.
Kandidat Pembalap untuk 2026
Salah satu aspek menarik dari kemungkinan kedatangan Horner ke Alpine adalah kombinasi tim pengemudi yang menjanjikan. Franco Colapinto dan Pierre Gasly sudah ditetapkan sebagai pembalap utama untuk musim 2026. Colapinto, meskipun sempat disebut-sebut sebagai kandidat pengganti Sergio ‘Checo’ PĂ©rez, akhirnya memilih untuk bergabung dengan Alpine. Hal ini menunjukkan adanya kepercayaan dan potensi sinergi antara Horner dan pembalap muda ini.
Motor Mercedes dan Hubungan Baru
Musim 2026 juga akan menjadi momen penting bagi Alpine, karena mereka akan menggunakan motor Mercedes, marking a significant change in their competitive strategy. Ini juga berpotensi membawa Horner kembali berinteraksi dengan Toto Wolff, mantan rival utamanya di Red Bull, namun kini dalam konteks kemitraan yang berbeda. Ini bisa menjadi langkah kunci dalam penciptaan atmosfer kerja yang lebih kooperatif di Paddock.
Kemungkinan Lebih Lanjut dan Dampaknya
Keberhasilan Horner dalam menavigasi peralihan ini tidak hanya akan mempengaruhi kariernya tetapi juga dapat mengubah dinamika tim Alpine ke depan. Dengan dukungan finansial dan pengalaman manajerialnya, Horner berpotensi untuk membantu Alpine beradaptasi dengan perubahan regulasi dan meningkatkan performa mereka di lintasan. Ini bukan hanya tentang kehadirannya di tim, tapi juga bagaimana dia bisa membentuk strategi untuk masa depan tim ini.
Kesimpulan
Secara keseluruhan, kemungkinan Christian Horner bergabung dengan Alpine sebagai investor sangat menarik untuk disimak. Jika berhasil, dia bisa menjadi figur kunci dalam transformasi tim menuju jalur kesuksesan di 2026. Dengan kombinasi pembalap berbakat dan aspek manajerial yang kokoh, tim Alpine dapat menemukan kembali identitasnya di setiap balapan mendatang. Sementara kolaborasi ini berpotensi membawa banyak keuntungan, kehadiran Horner juga akan menjadi ujian tersendiri dalam menciptakan koalisi yang efektif di dunia Formula 1 yang selalu berubah.
